PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak
bumi merupakan energi yang tak terbarukan. Beberapa teori menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dari mikro organisme yang mengalami perubahan komposisi dan
struktur karena proses biokimia di bawah pengaruh tekanan dan suhu tertentu
dalam rentang waktu yang sangat panjang sehingga butuh waktu yang lama untuk
bisa terbentuk kembali. Sementara itu tingginya tingkat ketergantungan
masyarakat dunia pada minyak bumi. Mendarong eksplorasi yang besar-besaran
sehingga menyebabkan cepat habisnya cadangan minyak bumi.
Minyak mentah (petroleum)
adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen
yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2
Alkana ini memiliki rantai lurus dan
bercabang, fraksi ini merupakan yang
terbesar di dalam minyak mentah.
2. Siklo alkana (napten) CnH2n
Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima)
yaitu siklopentana ataupun cincin 6
(enam) yaitu sikloheksana.
Sikloheksana Siklopentana
3. Aromatik CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam)
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil,
tetapi sangat diperlukan dalam
bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi
- Stabilitas penyimpanan yang baik
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan
bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat
tergantung pada sumber dari
minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan
hidrokarbon yang terbanyak tetapi
kadang-kadang (disebut sebagai crude
napthenic) mengandung sikloalkana sebagai
komponen yang terbesar, sedangkan aromatik
selalu merupakan komponen yang
paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah
proses perubahan minyak mentah
menjadi produk yang dapat dijual (marketeble
product) melalui kombinasi proses
fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari
proses pengilangan/penyulingan
tersebut antara lain:
1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul
terkecil.
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau
bensin (Indonesia)
memiliki titik didih terendah dan merupakan
produk kunci dalam penyulingan
yang digunakan sebagai bahan pembakar motor
(:t 45% dari minyak mentah
diproses untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara
gasolin dan kerasin.
Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan
bakar jet dikenanl sebagai jP-4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai
:
- Minyak tanah
- Bahan bakar jet untuk air plane
2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar
diesel yang
penggunaannya sebagai bahan bakar
transportasi truk-truk berat, kereta api,
kapal kecil komersial, peralatan pertanian
dan lain-lain.
3. Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul
tinggi. Fraksi ini
biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant
oils), minyak dengan berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock
cracking.
4. Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan petrolatum.
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana minyak
bumi berasal ?
2. Apa saja komposisi
minyak bumi ?
3. Apa manfaat minyak
bumi ?
4. Apa saja dampak
negative minyak bumi ?
5. Apa bahan
alternative pengganti minyak bumi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah:
1.
Mengetahui asal mula minyak bumi
2.
Mengetahui sejarah minyak bumi
3.
Mengetahui komposisi minyak bumi
4.
Mengetahui dampak negative minyak bumi
5.
Mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi
bagi kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Minyak
Bumi
Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin petrus –
karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagaiemas
hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar
seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi,
dan kemurniannya.
B. Sejarah Minyak Bumi
Minyak
Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih
merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin
pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan
komersial, dan meningkatnya penggunaanplastik.
Lebih
dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari
tembok dan menara Babylon; ada banyak
lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar
ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai
dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet
dari Kerajaan Persia Kuno
menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan
menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari
sumur yang digali dengan bambu di China.
Pada
tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan
bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga
memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian
minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika
Utara. Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak
di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak
kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat
Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak
dunia pada akhir abad ke-19.
C. Pembentukan Minyak
Bumi
Minyak
bumi di kenal dengan sebutan bahan bakar fosil. Minyak bumi merupakan bahan
bakar yang berasal dari fosil? Jasad renik organisme yang hidup di lautan.
Ketika organisme tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan mengendap di dasar
lautan & tertutupi lumpur. Pengaruh tekanan dan temperature tinggi mengubah
lumpur menjadi lapisan bebatuan. Setelah jutaan tahun, bakteri anaerob akan
menguraikan sisa-sisa organisme tersebut dan mengubahnya menjadi minyak bumi.
Seiring dengan terjadinya reaksi penguraian, gas alam pun terbentuk. Gas alam
terletak si atas lapisan minyak bumi.
Minyak bumi tersebut terperangkap
diantara lapisan batuan di dasar lautan. Minyak bumi dapat berpindah dari suatu
daerah ke daerah lain dan terdeposit di suatu tempat jika terhalang oleh
lapisan yang kedap zat cair dan gas ( impervious layer )
Proses
terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.
Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan
oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi
kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan
logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak
bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali
→ CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2.
Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh
Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan
dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut
dalam batuan berpori.
D. Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.
Hidrokarbon Jenuh (alkana)
Ø Dikenal dengan alkana
atau paraffin
Ø Keberadaan
rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang
lebih sedikit
Ø Senyawa
penyusun diantaranya:
a. Metana CH4
b. etana CH3 CH3
c. propana CH3 CH2 CH3
d. butana CH3 (CH2)2 CH3
e. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
f. iso oktana CH3 -
C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2.
Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
Ø Dikenal dengan alkena
Ø Keberadaannya
hanya sedikit
Ø Senyawa
penyusunnya:
a.
Etena, CH2 CH2
b.
Propena, CH2 CH CH3
c.
Butena, CH2 CH CH2 CH3
3.
Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
Ø Dikenal dengan
sikloalkana atau naftena
Ø Keberadaannya lebih
sedikit dibanding alkana
Ø Senyawa penyusunnya :
a. Siklopropana c. Siklopentana
b. .Siklobutana
d. Siklopheksana
4.
Hidrokarbon aromatik
Ø Dikenal sebagai seri aromatic
Ø Keberadaannya sebagai
komponen yang kecil/sedikit
Ø Senyawa
penyusunannya:
a. Naftalena
c. Benzena
b. Antrasena d.
Toluena
5.
Senyawa Lain
Ø Keberadaannya
sangat sedikit sekali
Ø Senyawa yang mungkin
ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam
(kecil sekali)
E. Pengolahan
minyak bumi
Proses pengolahan
minyak bumi terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu Proses Primer dan Proses
Sekunder. Sebagian orang mendefinisikan Proses Primer sebagai proses
fisika, sedangkan Proses Sekunder adalah proses kimia. Hal itu bisa dimengerti
karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan
berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara pemisahan
dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti
perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi
proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut. Rantai
Hidrokarbon Minyak Bumi Seperti kita kitahui dalam Kimia
Organik bahwa senyawa hidrokarbon, terutama yang parafinik dan aromatik,
mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon
berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai
hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Nah, sifat fisika
inilah yang kemudian menjadi dasar dalam Proses Primer. Jumlah atom karbon
dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan
bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan
sederhana sebagai berikut :
- Gas Rentang
rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50°C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
- Gasolin (Bensin) Rentang
rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85°C Peruntukan :
Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses
petrokomia
- Kerosin (Minyak Tanah) Rentang
rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105°C Peruntukan :
Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah
tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
- Solar Rentang
rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135°C Peruntukan
: Bahan bakar motor, bahan bakar industri
- Minyak Berat Rentang
rantai karbon dari C31 sampai C40 Trayek didih dari 130 sampai 300°C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
- Residu Rentang
rantai karbon diatas C40 Trayek didih diatas 300°C Peruntukan : Bahan
bakar BOILER (mesin
pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Melihat daftar
trayek hidrokarbon diatas nampak ideal sekali, dimana perbedaan jumlah atom
karbonnya sangat jelas. Tapi pada kenyataannya dengan teknologi sekarang
kondisi diatas teramat sangat sulit dicapai.Kondisi ideal diatas sulit dicapai
karena senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi banyak mengandung isomernya
juga.Isomer hidrokarbon, terutama isomer yang parafinik memiliki titik didih
dan densitas yang lebih ringan dibandingkan dengan rantai lurusnya. Misal,
normal-oktan (n-C8H18) titik didih dan densitasnya akan lebih besar dari pada
iso-oktan (2,2,4-trimetil pentan), begitu juga untuk isomer-isomer lainnya.
Atas dasar kondisi seperti itulah kemudian pada kenyataannya dalam pengolahan
minyak bumi lebih memegang patokan kepada trayek titik didih daripada komposisi
atau rentang rantai karbonnya. Sehingga pada batas antara fraksi pasti akan
terjadi overlap (tumpang tindih) fraksi. Overlap ini
kemudian disebut sebagai minyak slopsyang nantinya akan berfungsi
sebagai bahan pencampur untuk mengatur produk akhir sehingga memenuhi
spesifikasi atau baku mutu yang ditentukan. Proses Primer Minyak
bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah)
terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya
berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan
titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan
terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas
kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat
dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada
setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom,
didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing.
Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif
(zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan atau baku mutu
yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut. Proses
Sekunder pada kenyataannya minyak bumi tidak pernah ada yang sama,
bahkan untuk sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Kenyataannya banyak sumur
minyak yang menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang
lebih berat, terutama untuk sumur minyak yang sudah udzur atau memang jenis
minyak dalam sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak
dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada
awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur
yang dipompakan adalah minyak beratnya.Untuk pengolahan minyak berat
jenis ini maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraksi
beratnya daripada fraksi ringannya. Jadi, jika yang dimasak oleh proses primer
adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi
beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara
tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi
beratnya. Maka untuk menyiasatinya adalah dengan melakukan perubahan struktur
kimia dari produk fraksi berat.
Teknologi yang
banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan
atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai
pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misal, dengan cara
merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi
solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan
produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul
hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul
hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar.
Proses perengkahan
ini sendiri ada dua dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic
cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan
tinggi menggunakan suhu diatas 350°C (thermal cracking). Perbedaan dari
kedua jenis perengkahan tersebut adalah pada kemudahan “mengarahkan” produk
yang diinginkan. Pada cara thermal cracking sangat sulit untuk
mengatur atau mengarahkan produk fraksi ringan mana yang diinginkan. Dengan
cara ini jika kita menginginkan membuat bensin yang lebih banyak dibandingkan
minyak tanah akan sulit dilakukan, padahal keduanya masih termasuk fraksi
ringan. Sementara jika menggunakan catalytic cracking kita akan lebih mudah
mengatur mood operasi. Misal kita hanya ingin memperbanyak
produk bensin dibandingkan minyak tanahnya, atau sebaliknya. Ilustrasinya kira-kira
seperti jika kita akan memecah sekeping kaca lebar. Jika menggunakan cara thermal
cracking kita ibarat memecahkan kaca tersebut dengan cara dibanting,
ukurannya tidak akan teratur. Sedangkan jika menggunakan cara catalytic
cracking ibarat memecahkan kaca dengan menggunakan pisau kaca, lebih
teratur dan bisa sesuai keinginan kita. Minyak hasil rengkahan tersebut
kemudian dipisahkan kembali berdasarkan fraksi yang lebih sempit dalam kolom
fraksinasi dengan proses seperti halnya proses primer, untuk selanjutnya
didinginkan dan ditampung dalam tanki produk setengah jadi dan selanjutnya
ditambahkan aditif sesuai spesifikasi produk akhir yang diinginkan.
F. Mamfaat atau Hasil Olahan
Minyak Bumi
Dari
skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari proses
destilasi minyak mentah. Diatnaranya yaitu :
1.
LPG
Liquefied Petroleum Gas
(LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi dari kilang
minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propana
(C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana
(C5H12) yang dicairkan
2.
Bahan bakar penerbangan
Bahan bakar
penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai bahan bakar persawat
terbang.
3.
Bensin
Bensin merupakan bahan
bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin
mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10.
Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang
diinginkan.
4.
Minyak tanah ( kerosin )
Bahan bakar hidrokarbon
yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang
lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.
5.
Solar
Diesel, di Indonesia
lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang digunakan
sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
6.
Pelumas
Pelumas adalah zat
kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk
mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan
7.
Lilin
Lilin adalah sumber
penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin
8.
Minyak bakar
Minyak bakar adalah
hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu
akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini
adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan
minyak diesel
9.
Aspal
Aspal ialah bahan
hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan
terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal
G. Masalah /Solusi Minyak Bumi
1.
Dampak
Negatif Penggunaan Minyak Bumi
Ø Karbo Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah.
Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi.
Ø Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita
Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.
Ø Oksida Belerang (SO2
dan SO3)
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam.
Hujan
yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan
sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping
menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke
dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan
asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya
paru-paru.
Ø Oksida Nitrogen
(NO dan NO2)
Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.
Pada
saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan
gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat
menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan
terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika
menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai
pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan
katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah
mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi
lingkungan maupun kesehatan manusia
2.
Bahan Alternative / Pengganti Minyak Bumi
Sumber
energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggangtikan sumber energi
fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Berdasarkan kebijakan Amerika Serikat
tentang sumber energi, ada delapan sumber energi alternatif yang berpotensi
untuk menggantikan peran minyak dan gas.
1.Ethanol
Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman, seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi. Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga pangan dan ketersediannya.
2. Gas Alam
Gas
alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang
properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan
akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.
3. Listrik
Listrik
dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga
listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini
menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari
sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.
4. Hidrogen
Hidrogen
dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan.
Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan
bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.
5. Propana
Propana
atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam
dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan
bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun
penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.
6. Biodiesel
Biodiesel
merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin
kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang
telah dicampur dengan minyak. Biodiesel mengurangi polusi yang ada, akan tetapi
terbatasnya produk dan infrastruktur menjadi masalah pada sumber energi ini.
7. Methanol
Methanol
yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada
kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan
karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini
produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.
8. P-Series
P-series
merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup
tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses
dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen
kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
zhenhal.blogspot.com
waduh bermanfaat bos makalahnya..
ReplyDeleteJasa SEO Agen Bola
terimah kasih
ReplyDeleteWe Neftegaz Energy Consultant, Currently working as a mandate to a Russia Refinery who has following Petroleum products in Rotterdam and Russia for urgent lift.
DeleteWe have JP54, D6, D2, A1. on CI Dip and Pay.
If you are interested contact us for SCO.
Best Regard
IGOR Vladislavic
Email: neftgazenergyagent@mail.ru
We Neftegaz Energy Consultant, Currently working as a mandate to a Russia Refinery who has following Petroleum products in Rotterdam and Russia for urgent lift.
ReplyDeleteWe have JP54, D6, D2, A1. on CI Dip and Pay.
If you are interested contact us for SCO.
Best Regard
IGOR Vladislavic
Email: neftgazenergyagent@mail.ru