PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perhatian para ahli psikologi pendidikan mengenai belajar  terutama berpusat pada kondisi yang dapat memberi fasilitas-fasilitas belajar, sehingga proses  belajar dapat mudah dan lancar. Belajar adalah suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan itu perlu adanya faktor-faktor yang perlu di perhatikan, misalnya saja faktor bimbingan.
Sebelum dilanjutkan pembicaraan mengenai proses belajar perlu kiranya ditinjau lebih dulu apakah yang dimaksud dengan belajar itu. Dalam hal ini ada bermacam-macam pendapat. Di antara pendapat-pendapat yang penting ialah :
1.      Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran psikologis yang dipelopori oleh thomdike  aliran  koneksinonisme. Menurut ajaran koneksionisme orang yang belajar  karena menghadapi masalah yang harus dipecahkan.
2.      Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi  atau situasi-situasi  di sekitar kita.
3.      Bagi aliran ini belajar adalah perbuatan yang berwujud rentetan dengan gerak reflek itu dapat menimbulkan reflek-reflek buatan.
4.      Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru.
Dari uraian di atas menunjukkan pendapat mengetahui apa yang dimaksud belajar. Namun demikian disamping adapun perbedaan-perbedaan itu terdapat juga suatu persamaan. Semua pendapat itu menunjukkan bahwa belajar adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingka laku yang nampak, tetapi juga dapat perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati.
Harus pula diperhatikan bahwa didalam belajar itu jiwa orang tidak pasif. Tidak seperti gudang di mana barang-barang ditumpuk dan tudak pula seperti alat pemotret yang kerjanya mengambil gambar.[1]


B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa?
2.      Bagaimana metode belajar siswa?
3.      Apakah faktor umur berpengaru terhadap belajar siswa?
4.      Apa motivasi dalam belajar siswa?



PEMBAHASAN


A.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA
Ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar. Mari kita tinjau faktoor-faktor tersebut.
1.      Kemampuan pembawaan
Kita ketahui bahwa tidak ada dua orang yang pembawaan sama. Juga didalam kemampuan siap orang mempunyaki potensi kemampuan sendiri-sendiri. Kemampuan pembawaan ini akan mempengaruhi belajarnya anak. Tetapi didalam hal ini kita tidak mengatakan bahwa kemampuan pembawaan ini adalah faktor yang paling penting atau faktor yang paling dominan dalam belajar. Kekurangan didalam kemampuan pembawaan ini masih dapat di atasi dengan banyak cara. Misalnya dengan membuat latihan-latihan yang banyak. Jadi faktor pembawaan ini hanyalah salah satu faktor dari belajar.

2.      Kondisi fisik orang yang belajar

Orang yang belajar tidak lepas dari kondisi fisiknya.  Maka adanya anak yang sering sakit persentasenya menurun. Anak yang cacat misalnya kurang pendengaran, kurang penlihatan persentasinya juga kurang apabilah di bandingkan dengan anak yang normal. Maka perlulah diperhatiakan kondisi fisik anak yang belajar.

3.      Kondisi fisik anak

Selain kondisi fisik kondisi psiskis harus pulah diperhatikan. Keadaan psikis  yang kurang baik banyak sebabnya, mungkin ditimbulkan oleh keadaan fisik yang tidak baik, sakit, cacat, mungkin disebabkan oleh gangguan atau keadaan lingkungan; situasi rumah, keadaan keluarga, ekonomi dan lain-lainnya, tau pemusatan rumah terhadap sosial-sosial lain. Ini semua menjadi gangguan belajar. Maka perluh dijaga supaya kondisi psikis orang yang belajar dipersiapkan sebaik-baiknya, supaya dapat membantu belajarnya.

4.      Kemauan belajar

Kemauan ini memegang peranan yang penting didalam belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya tidak adanya kemauan dapat memperlemah belajar.

            Di dalam individu yang belajar harus dorongan dalam dirinya, yang dapat mendorongnya ke suatu tujuan yang berarti kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan dengan keinginan dan tujuan individu. Ini berbeda-beda dalam masing- masing individu, maka untuk memberi dorongan pada masing-masing orang berbeda-beda pula caranya. Untuk dapat memberi dorongan seseorang harus ditemukan perhatiannya, latr belakangnya, kemampuannya dengan cara membentuk hubungan pribadi. Apabilah pendidikan sudah mendapat itu semua maka dapatlah ia membuat pelajaran yang di berikan itu sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa bahwa pelajaran itu sangat berarti baginya  dan ia merasa bahwa ia dapat mencapainya, maka terbentuklah keinginan belajar.

5.      Sikap terhadap guru, mata pelajaran dan pengertian mereka mengenai kemajuan mereka sendiri

Bagaiman sikap murid terhadap guru ini juga mempengaruhi belajarnya. Murid yang benci terhadap gurunya tak akan lancar belajarnya. Sebalinya apabila murid suka pada gurunya tentu akan membantuh belajarnya. Disini perlu diperhatikan sikap guru terhadap terhadap murid. Sikap yang baik, ramah mengenal murid, ini akan akan menjadi dorongan bagi murid untuk menyukai gurunya.

            Sikap murid terhadap mata pelajaran inipun faktor yang penting dalam belajar. Mata pelajaran yang lebih disukai akan lebih lancar di pelajari dari pada pelajaran yang kurang disenangi. Mata pelajaran dapat disenangi atau dibenci tergantung dari banyak faktor.

            Adanya pengertian tentang kemajuan mereka sendiri. Adanya pengertian, adanya kemajuan, atau kemunduran dapat mendorong orang yang belajar untuk lebih giat belajar.
Maka perluh adanya apa yang disebut kurva belajar. Kurva belajar ini adalah sebua grafik yang dapat menggambarkan kemajuan belajar anak. Sebaiknya pada masing-masing anak mempunyai kurva belajar sendiri-sendri untuk tiap tahun pembelajaran.

6.      Bimbingan

Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan ini perlu diberikan untuk mencegah usaha-usaha yang membutah, hingga anak tidak mngalami kegagalan, melainkan dapat membawa kesuksesan. Bimbingan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

            Bimbingan dapat di berikan seelum ada usaha-usaha belajar, atau sewaktu-waktu setelah ada setelah ada usaha-usaha yang  terpimpin. Keefektivan bimbingan ini tergantung dari macam-macam tugas dan kebutuhan dari orang yang belajar.karena ini dapat mencega kesalahan yang bisa timbul dan mengakibatkan adanya putus asa.

            Tetapi haru di ingat bahwa bimbingan jangan di berikan secara berlebihan, karena hal ini akan merusak tujuan. Apabila orang yang belajar  telah menguasai inti tugasnya, bimbingan harus di hilangkan. Karena kalau di berikan terlalu banyak bimbingan ini akan mengakibatkan bertambahnya inisiatif, hingga tidak ada kemauan lagi untuk berusaha. Dan sebaliknya apabila bimbingan di berikan terlalu sedikit maka perhatian akan hilangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri akan menjadi lemah .

7.      Ulangan

Didalam belajar perlu adanya ulangan-ulangan.hal ini adalah elemen yang vital dalam belajar. Adanya ulangan-ulangan ini dapat menunjukan pada orang yang belajar kemajuan-kemajuan dan kelemahan-kelemahannya. Dengan demikian orang yang belajar akan menambah usahanya untuk belajar. Penting diperhatiakan tentang memberitahukan hasil ulangan,  supaya anak tahu hasilnya. Dan perlu pulah memperbincangkan kesalahan-kesalahan yang di perbuat, supaya kesalahan baru tidak diperbuat lagi.



B.     METODE BELAJAR
Metode belajar ada dua yang sering dipergunakan :
1.      Metode keseluruhan
2.      Metode bagian
Belajar dengan metode keseluruhan, caranya ialah mempelajari bahan sebagai suatu kesatuan. Belajar dengan metode bagian ialah mempelajari bahan dengan cara membagi bahan atas bagian-bagian.
            Makin berarti suatu bahan makin baik uantuk mempelajarinya dengan mempergunakan metode keseluruhan. Tetapi sebalinya makin kurang berarti suatu bahan, misalnya kata-kata yang satu dengan yang lain tidak ada hubungannya, lebih tepat jika mempergunakan metode bagian.
            Jika masing-masing mempunyai keuntungan. Tetapi pada umumnya kombinasi dari metode-metode itu lebih baik apabila masing-masing metode itu dipergunakan sendiri-sendiri.
C.     FAKTOR UMUR

Faktor umur dapat mempengaruhi belajar. Pada umunya orang yang masih muda lebih mudah untuk belajar dalam hal mengingat dan menyimpan bahan pelajaran. Sedangkan orang yang sudah tua lebih sukar untuk belajar. Tetapi ini bukan berarti berlaku dalam memecahkan masalah. Di dalam pemecahan masalah orang yang telah tua akan lebih mahir, karena sudah mempunyai pengalaman. Sedangkan anak muda pengalamannya relatif kurang, hingga untuk pecehannya dalam masalah ini kecakapannya pun kurang.

Apakah penyebab orang tua kurang dapat belajar dari orang yang lebih muda. Disini akan dikemukakan dua pendapat yang satu dari Thomdike dan yang lain Sorenson.

Thomdike menyatakan bahwa kemunduran belajar bagi orang tua ialah di sebabkan karena : degenerasi dari sistem syaraf, kekurangan motivasi, tak ada reaksi bagi bahan-bahan yang baru, adanya kebiasaan yang tertentu  sebagai hasil dan kerjanya, dan adanya kekurangan, kemuengkinan untuk menambah usaha yang masimum.
Sorenson mengatakan bahwa kemunduran kapasitas ini disebabkan karena “pengkaratan yang umum” dan sebagai hasilnya tak dapat belajar yang lebih lanjut.

Setelah kita meninjau faktor-faktor dan kondisi yang dapat mempengaruhi belajar ini, dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa belajar itu bukan suatu yang sederhana, tetapi adalah suatu yang sangat kompleks.
Juga dapat kita tambahkan bahwa faktor-faktor belajar ini tidak hanya yang telah kita sebutkan itu, tetapi masih banyak jumlahnya. Misalnya saja keadaan keluarga, keadaan tempat tinggal, dan masih banyak lagi.

D.    MOTIVASI DALAM BELAJAR
Sebelum kita meninjau motivasi dalam belajar kita tinjau terlebih dahulu apakah motif itu. Menurut woodworth dan marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu pada situasi di sekitarnya.
            Perubahan-perubahan yang dilakukan untuk dapat menyesuaikan dan akhirnya untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dinamika manisua. Tugas gurat untuk memberikan motivasi anak ialah mengingat adanya dinamika anak dan bimbingan dinamika anak. Maksutnya ialah supaya anak yang belajar dalam pembentukan dinamika manusia ini tidak melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik.

1.      Sifat Motivasi
a)      Kekuatan suatu motif
Suatu motif tidak tentu kalau ia berlangsung lama, sedangkan suatu motif yang lama tidak tentu kalau kuat. Sebagai contoh orang yang sangat lapar kalau sudah di beri makan, maka motif ini akan lekas hilang. Orang yang menginginkan baju yang baru kalau tidak terus diberi atau membeli maka ia dapat berlangsung lama. Suatu motif yang lama berlangsung dapat menjadi motif yang mendalam sehingga menguasai dan memberi arah dan mungkin mengubah keinginan motif yang lain-lain dari individu.
b)      Motive yang berubah-ubah
Movit kadang-kadang menjadi tujuan-tujuan tapi kalau sudah tercapai lalu berubah menjadi jalan ke tujuan yang lain. Contoh motiv menjadi mahasiswa adalah unutk mencapai gelar sarjana.gelar ini dapat menjadi motiv jalan untuk mencapai kedudkan tinggi
c)      Motivasi asli dan motivasi yang di dapat
Seperti yang telah di katakan di muka motivation ada dua macam yang asli dan yang di dapat .motivation asli ialah movit-motiv yang di tentukan secara struktural dan sosial, dan alamia dalam arti bahwa arti motiv itu umum pada manusia. Dengan lain perkataan ialah dorongan-dorongan yang kita jumpai setiap hari motiv-motiv yang alamian ini dapt menjadi dasar dari motivation yang di perlukan dalam belajar.
d)     Motif yang alamia
Motif- motif yang alami ini terdiri atas yang di tentukan secara struktural: pernapasan, denyutan jantung, peredaran darah, skresiblandula glandula-glandula, berfungsinya metabolisme, pertumbuhan dan kemasakan, percernaan, anabolisme, dan catabolisme,pelepasan dan aktivita yang automatis, nafsu-nafsu ( lapar,haus seksual) dan semua perbuatan alat-alat idera.
e)      Movif-motif yang lebih di timbulkan oleh faktor-faktor sosial fisik
Ini adalah peniruan ( imitasi), perasaan yang ada setelah sesuatu terjadi,ketidak sabaran, kepayahan semua,emosional sentime, talent, bakat, explorasi kebiasaan, daya estesis, rasa ingin tahu,keinginan untuk berbuat,keinginan akan status, keinginan akan kebhagiaan, mengisensif dalam motif- motif ini dapat merubah motivasi individu
f)       Motifm yang negatif
Motif ini biasanya di hindari. Motif yang negatif ini pentingnya dengan motif positif dalam menentukan tingkah laku.yang di  maksud dengan motif yang negatif reaksi indera yang tidak menyenangkan, di paksa melakukan suatu hall ( yang tidak menyenangkan ) terutama kekuatan dalam di rendahkan, kekuatan ketakutan kedudukan, kegagalan, ketakutan di paksa untuk membuat suatu pilihan.
g)      Cara-cara mendapatkan motif
Cara-cara mendapatkan motif mendapatkan motif- motif yang baru di dapatkan dengan bermacam-macam cara. Biasanya segala sesuatu yang baru dan segalah  perubahan dapat menumbuhkan motivasi yang baru .kemungkinan ini memberi kesempatan kepada guru untuk mempengaruhi motivasi orang belajar
h)      Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar
Belajar dapat di pengaruhi oleh motivasi yang intrinsik yang artinya dapat di bentuk di dalam diri individu, adanya suatu kebutuhan ini dalapat berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan. Guru dapat merangsan perhatian dan dorongan itu dengan banyak cara. [2]




[1] Mustaqim, Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,1991), hal 60-62
[2]Ibid, hal 63-74

0 Silahkan Berkomentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

Sampaikanlah kritik dan saran anda yang bersifat membangun di kolom komentar untuk kesempurnaan dan kenyamanan anda dalam membaca. Terima kasih atas kerja samanya.

 
Copyright © 2014 -. Member Blog ( Mb ) All Rights Reserved. Powered by Blogger
Privacy Policy Top