PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sehubungan dengan
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, para tenaga pengajar atau guru
perlu cermat dalam pemilihan dan atau penetapan media yang akan digunakannya.
Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas
kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.
Disamping itu
juga kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Kecermatan dan ketepatan dalam memilih
media pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti luas sempitnya pengetahuan
dan pemahaman tenaga pengajar tentag kriteria dan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan serta prosedur pemilihan media pembelajaran.
Uraian berikut
akan membahas hal-hal dimaksud agar kita dalam memilihan media pembelajaran
lebih tepat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana prinsip-prinsip
pengguaan media pembelajaran?
2.
Bagaimana pemilihan media
pembelajaran?
C.
Tujuan
- Untuk
mengetahui prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran.
- Untuk
mengetahui pemilihan media
pembelajaran.
A.
Prinsip-Prinsip
Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip pokok yang harus
diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar
adalah media digunakan dan diarahkan
untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian,
penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu
ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan
guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT digunakan untuk
kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan menggunakan
prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin
disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai Koran (Arisandi,
2011).
Penggunaan media harus
mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran
yang disajikan.Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar dalam
kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar mandiri. Penggunaan
media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempreview media yang akan
dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas. Dengan
cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak akan menggangu kelancaran proses
belajar-mengajar dan mengurangi waktu belajar (Sumarno, 2011).[1]
Media pengajaran juga di gunakan
dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu harus perhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang
antara lain :
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya di pandang sebagai bagian
yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu
yang berfungsi sebagai tambahan yang di gunakan bila di anggap perlu dan hannya
dimanfaatkan sewaktu waktu di butuhkan.
2. Media pengajaran hendaknya di pandang sebagai sumber belajar
yang di gunakan dalam usaha memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses
belajar mengajar.
3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu
media pengajaran yang digunakan.
4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pengajaran.
5. Penggunaan media pengajaran harus di organisisr secara
sistematis bukan sembarang menggunakannya.
6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam
media, maka guru dapat memanfaatkan multymedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam
belajar.[2]
Selain dari prinsip di atas agar penggunaan media pembelajaran
mencapai hasil yang baik maka prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Menentukan jenis media
dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media
manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
- Menetapkan atau
memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak
didik.
- Menyajikan media dengan
tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam
pembelajaranharuslah disesuaikan dengan tujuan , bahan metode, dan sarana
yanga ada.
- Menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya,
kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu
tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus
memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.[3]
B.
Pemilihan
Media Pembelajaran
Dalam awal perkembangannya, media
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat
bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar,
media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar,
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di
berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat
ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan
semata-mata sebagai alat bantu.
Media adalah bagian integral dari
proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media
pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media,
yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang
efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media
memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan
di sekitar pembelajar.
Anderson (1976) mengemukakan
adanya dua pendekatan/ model dalam proses pemilihan media pembelajaran, yaitu:
model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup
terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh
Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus
dipakai. Kalau toh kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah
pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis
media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan
adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa
media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan
adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media
audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan
kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis
media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih
terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwas sifatnya karena benar-benar
kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka
ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan.
Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan
antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
Dalam hal ini juga, Brown (1973)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar dan digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakan alat audio, sehingga
lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK),khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan
alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti
adanya komputer dan internet.[4]
Beberapa penyebab orang memilih
media antara lain adalah : a. bermaksud mendemosntrasikannya seperti halnya
pada kuliah tentang media; b. merasa sudah akrab dengan media tersebut, c.
ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit; dan d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari
yang bisa dilakukannya. Jadi dasar
pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan
atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connell (1974) mengatakan bila media itu
sesuai pakailah “If The Medium Fits, Use It!” [5]
Dari segi teori belajar, berbagai
kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam
pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
2. Perbedaan
individual
3. Tujuan
pembelajaran
4. Organisasi isi
5. Persiapan
sebelum belajar
6. Emosi
7. Partisipasi
Umpan balik
8. Penguatan
(reinforcement)
9. Latihan dan
pengulangan
10. Latihan dan
pengulangan
11. Penerapan. [6]
[1]Annuri, Prinsip-prinsip Penggunaan Media, 2012, dalam
http://anton-anvi.blog.spot.co.id/2012/04/prinsip-prinsip-penggunaan-media.html
di akses pada tanggal 11 Maret 2017.
[2] M. Basyiruddin Usman,– Asnawir media
pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers 2002), hal, 19
[3] Nana sudjana dkk, Media
Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm.104
[4]http://sumberdanmediapembelajaran.blog.spot.co.id/2010/08/prinsip-prinsp-dan-pemilihan-media.html di akses pada tanggal 10 Maret 2017
0 Silahkan Berkomentar Blogger 0 Facebook
Post a Comment
Sampaikanlah kritik dan saran anda yang bersifat membangun di kolom komentar untuk kesempurnaan dan kenyamanan anda dalam membaca. Terima kasih atas kerja samanya.