reliabilitas tes 

I. Pendahuluan

A.      Latar Belakang

Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam meneliti objek-objek yang
ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian.
Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah penelitian yang kita lakukan.
Dengan demikin, maka dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis akan membahasan mengenai apa sebenarnya realibilitas tes tesebut.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian realibilitas  tes?
2.    Apa faktor-faktor yang memengaruhi realibilitas tes?
3.    Bagaimana teknik pengujian realibilitas  tes hasil belajar bentuk uraian?

C.           Tujuan Penulisan

1.    Untuk menegetahui pengertian realibilitas  tes.
2.    Untuk menegetahui faktor-faktor yang memengaruhi realibilitas tes.
3.    Untuk menegetahui teknik pengujian realibilitas  tes hasil belajar bentuk uraian.

 PEMBAHASAN

A.      Pengertian Realibilitas Tes

Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuranyang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tesadalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes yakni sejauh mana suatu tes dapatdipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jka tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sesama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.[1]

B.       Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Realibilitas Tes

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;
1.    Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati kebenaran,  dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas.
2.    Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3.    Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan
4.    Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.[2]



C.      Teknik Pengujian Realibilitas  Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian

Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum pada umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang di kenal dengan nama Rumus Alpha.
Adapun rumus alpha yang di maksud adalah :




Dimana : r11      = Koefisien reliabilitas tes
                n          = Banyaknya butiran item yang dikeluarkan dalam tes
            1          = Bilangan konstan
            ∑Si2     = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
            St2        = Varian total
Dengan, penjelasan lebih lanjut, bahwa :
∑Si dapat diperoleh demgan menggunakan rumus seperti tertera dibawah ini. Misalkan tes uraaian yang akan ditentukan reliabilitasnya terdiri atas lima item, maka ∑Si dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan varian dari item no 1 sampai dengan item no 5 :



Sedangkan Si12, Si22, Si32, Si42,  dan Si52,  itu sendiri, dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :











Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1.      Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= riliable)
2.      Apabial r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable)
Berikut ini dkemukakan sebuah contoh, misalkan tes hasi belajar bentuk uraian diikuti oleh 5 orang siswa dalam tes mana dikeluarkan 5 butir item dengan ketentuan bahwa rentangan bobot skor adalah 0 sampai dengan 10. Setelah tes berakhir diperoleh skor-skor hasil tes seperti tertera pada tabel.

TABEL 6.1.  skor-skor tes hasil belajar bentuk subyektif yang diikuti oleh 5 orang testee, dengan menyajikan 5 butir item.




Testee
Skor untuk butir item nomor
1
2
3
4
5
A
8
6
7
7
6
B
7
6
6
5
6
C
4
4
3
5
4
D
6
5
5
5
6
E
5
5
4
5
4

Dalam rangka penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk subyektif tersebut, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama : menjumlahkan skor-skor yang dicapai oleh masing-masing testee, yaitu ∑Xi1, ∑Xi2, ∑Xi3, ∑Xi4, dan ∑Xi5 dan mencari skor total yang dicapai oleh masing-masing testee untuk kelima butir item tersebut (Xt), serta mencari (menghitung) kuadrat dari skor total (Xt2) hasilnya adalah seperti dapat dilihat pada tabel 6.2.
TABEL 6.2 tabel analisis dalam rangka mencari (mengitung) skor total untuk masing-masing item, skor total untuk masing-masing testee, dan kuadrat dari skor total yang dcapai oleh testee.

Testee
Skor untuk butir item nomor :

Xt

Xt­2
1
2
3
4
5
A
8
6
7
7
6
34
1156
B
7
6
6
5
6
30
900
C
4
4
3
5
4
20
400
D
6
5
5
5
6
27
729
E
5
5
4
5
4
23
529
5=N
30 =
  ∑Xi1
26 =
∑Xi2
25 = ∑Xi3
27 = ∑Xi4
26 = ∑Xi1
134 = ∑Xt
3714 = ∑Xt2


Dari tabel 6.2 telah berhasil diketahui :
∑Xi= 30 ; ∑Xi= 26 ; ∑Xi= 25 ; ∑Xi= 27 ; ∑Xi= 26
∑X= 134; ∑Xt= 3714; sedangkan N = 5.
Langkah kedua : mencari (menghitung) jumlah kuadrat item 1,2,3,4 dan 5:
JK item1 = 82 + 72 + 42 + 62 + 52 = 64 + 49 + 16 + 36 + 25 = 190
JK item2 = 62 + 62 + 42 + 52 + 52 = 36 + 36 + 16 + 25 + 25 = 138
JK item3 = 72 + 62 + 32 + 52 + 42 =  49 + 36 + 9 + 25 + 16 = 135
JK item4 = 72 + 52 + 52 + 52 + 52 = 49 + 25 + 25 + 25 + 25 = 149
JK item5 = 62 + 62 + 42 + 62 + 42 = 36 + 36 + 16 + 36 + 16 = 140
Langkah ketiga : Mencari (menghitung) varian dari skor 1,2,3,4,5:






Langkah Keempat: mencari jumlah varian skor item secara keseluruhan:

                               = 2,00 + 0,56 + 2,00 + 0,64 + 0,96
                               = 6,16
Langkah kelima : mencari varian total ( St2) dengan menggunakan rumus :


Dari Tabel 6.2. Telah diketahui : ∑Xt= 3714 ;  ∑X= dan N=5



Langkah keenam : mencari koefisien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus alpha :

Dari perhitung-perhitungan di atas, telah kita ketahui: n (yaitu jumlah butir item) = 5; ∑Si= 6,16 dan St2 = 24,56
Jadi :

      = 1,25 x 0,749
      = 0,93625
      = 0,94
Dengan koefisien reliabilitas (r11) sebenar 0,94 itu pada akhirnya dapat kita nyatakan bahwa tes hasil belajar bentuk uraian dengan menyajikan lima butir item yang diikuti oleh lima testee tersebut sudah memiliki reliabiltas tes yang tinggi (r11 jauh lebih besar dari 0,70), sehingga kita dapat menyatakan pula bahwa tes hasil belajar itu sudah memiliki kualitas yang baik. [3]



[1] https://www.scribd.com/doc/252564322/Makalah-Reliabilitas di akses pada tanggal 9 November 2017
[2] https://ohmakalah.blogspot.co.id/2015/11/reliabilitas.html, di akses pada tanggal 7 November 2017
[3] Anas Sudijono,  Pengantar  Evaluasi Pendidikan, ( Ed. 1 Cet; 14, Jakarta: Rajawali Pers, 2015),  h. 207-213

0 Silahkan Berkomentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

Sampaikanlah kritik dan saran anda yang bersifat membangun di kolom komentar untuk kesempurnaan dan kenyamanan anda dalam membaca. Terima kasih atas kerja samanya.

 
Copyright © 2014 -. Member Blog ( Mb ) All Rights Reserved. Powered by Blogger
Privacy Policy Top