PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tentu telah kita ketahui
bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia
persekolahan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak
akan terarah dan tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu, untuk mencapai mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif salah satunya aspek yang perlu diketahui dalam pengembangan
kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum.
Dengan demikian di dalam
makalah ini akan di bahasas mengenai organisasi kurikulum beserta
jenis-jenisnya.
B.
Rumusan Masalah
- Bagaimana pengertian organisasi kurikulum?
- Apa keguanaan organisasi kurikulum ?
- Bagaimana jenis-jenis organisasi kurikulum pai?
C.
Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui
pengertian organisasi kurikulum.
- Untuk mengetahui
kegunaan organisasi kurikulum.
- Untuk mengetahui
jenis-jenis organisasi kurikulum pai.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organisasi Kurikulum
Salah satu aspek yang perlu
di pahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan
organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan
kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif. Tujuan pendidikan yang yang
di rumuskan dapat memengaruhi pola atau desain kurikulum karena tujuan tersebut
dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih, merencanakan, dan
melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di sekolah.[1]
Menurut Nasution organisasi
kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada
murid.[2]
B.
Kegunaan Organisasi
Kurikulum
Dalam proses
pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk
menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar
yang di selenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan
guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan
kurikulum. Berikut ini beberapa keguanaan dari organisasi kurikulum tersebut :
1. Mempermudah
dalam membuat struktur pendidik dan bahan yang diajarkan.
2. Mempermudah
pencapaian tujuan baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mempermudah
spesialisasi bahan yang diajarkan
4. Mempermudah
dalam penggunaan strategi atau metode yang dilakukan oleh para pendidik
5. Mempermudah
dalam koordinasi dan kerja sama antar bagian baik pendidik ataupun mata
pelajaran yang diajarkan, dan pembuat kebijakan.
6. Sebagai jembatan
untuk mencapai suatu tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang ditargetkan.[3]
C.
Jenis – Jenis Organsasi
Kurikulum PAI
Dalam menyusun kurikulum
sangatlah tergantung pada asas organisatoris, yaitu bentuk penyajian bahan
pelajaran atau organisasi kurikulum. Berikut ini adalah tiga pola organisasi
atau jenis-jenis kurikulum diantaranya adalah :
1. Separated subject Curriculum (Kurikulum
Berdasarkan Mata Pelajaran)
Kurikulum ini dipahami
sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama lainya. Kurikulum mata
pelajaran terpisah berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisa pisah, yang kurang mempinyai keterkaitan dengan mata pelajaran.
Konsekuensinya ,ank didik harus semakin banyak mengambil mata pelajaran. Tyler
dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan dengan school
subject. Hingga saat ini kurikulum jenis ini masih banyak di dapatkan di
berbagai lembaga pendidikan. Kurikum ini terdiri dari mata-mata pelajaran yang
tujuan pelajaranya adalah anak didik harus menguasai bahan dari tiap-tiap mata
pelajaran yang telah di tentukan secara logis, sistematis, dan mendalam
(soetopo & soemanto, 1993: 78)
2. Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)
Kurikulum jenis ini
mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran di hubungkan antara yang satu
dengan yang lain sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
Sebagai contoh, pada mata pelajaran fiqhi dapat di hubungkan dengan mata
pelajaran Al-quran dan hadits. Pada saat ini anak mempelajari shalat, dapat di
hubungkan dengan mata pelajaran Al qur’an (surah Al-fatiha dan surah lainya)
dan hadis yang berhubungan dengan shalat dan lain sebagainya. [4]
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Kurikulum rerpadu merupakan
suatu produk dari usaha pengintagrasian bahan pelajaran dari berbagai macam
pelajaran. Integrasi di ciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah
tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai
disiplin atau mata pelajaran.
Kurikilum jenis ini membuka
kesempatan yang yang lebih banyak untuk melakukan kerja kelompok, masyarakat,
dan lingkungan sebagai sumber belajar, mementingkan perbedaan individual anak
didik, dan dalam perencanaan pelajaran diikutsertakan.[5]
Kurikulum terpadu menurut
soetopo dan soemanto (1993:80-81), dapat di bedakan menjadi beberapa bentuk.
a.
The child centered
curriculum Maksudnya
dalam perencanaan kurikulum, faktor anak menjadi perhatian utama.
b.
The social function
curriculum.
Maksudnya, kurikulum ini mencoba mengeliminasi mata pelajaran sekolah dari
keterpisahannya dengan fungsi-fungsi utama kehidupan sosial yang menjadi dasar
pengorganisasian pengalaman belajar.
c.
The exprience curriculum. Maksudnya, dalam
perencanaan kurikulum, kebutuhan anak merupakan perhatian utama. Kurikulum
pengalaman akan terjadi jika hanya mempertimbangkan keberadaan anak didik
dengan menggunakan pendekatan social function.
d.
Development activity
curriculum.
Kurikulum pengembangan kegiatan sangat tergantung pada tingkat perkembangan
anak yang harus dilalui.
e.
Core curriculum. Istilah core curriculum
merujuk pada suatu rencana yang mengorganisasikan dan mengatur bagian
terpenting dari program pendidikan umum di sekolah (sailer dan alexander,
1956). Faunce dan bossing mengistilakan core curriculum dengan merujuk pada
pengalaman belajar yang fundemental bagi peserta didik, karena pengalaman
belajar berasal dari kebutuhan atau dorongan secara individual maupun secara
umum dan kebutuhan secara sosial dan sebagai warga negara masyarakat demokratis
(subandijah, 1993: 14)[6]
[1] Rusman, Manajemen
Kurikulum, ( Ed. 1 Cet; 4, Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 60
[2] Abdullah
idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik (cet; III, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2016), h. 163
[3]Annisa Umairoh, Makalah Jenis-Jenis
Organisasi Kurikulum, dalam,
http://umairohannisa.blogspot.co.id/.2016/10/makalah-jenis-jenis-organisasi-kurikulum.html,
di akses pada tanggal 30 Oktober 2017
[4] Abdullah
idi, Opcit h. 163-166
[5] Ibid, h.
169-170
[6] Ibid, h.
170-173
makasih sudah share
ReplyDeletekabel multimeter jarum