Member - Blog ~ Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. bacalah sampai selesai postingan berikut ini muda mudahan ada yang tinggal di otak anda,,, =>

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.
Di Sekolah, segala aspek pembelajaran atau pendidikan bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Hal-hal tersebut memang seharusnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem pendidikan. Agar dapat menunjang proses pembelajaran yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Termasuk dalam hal pengelolaan pembelajaran. Tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Adapun kegiatan pengelolaan pembelajaran juga termasuk dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi belajar yang nyaman dan dapat diterima oleh peserta didik. Di sini yang memiliki peran penting dalam melaksanakannya adalah guru.
Sebab, hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik, professional, dan harus terus-menerus Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengertian pengelolaan pembelajaran?
2.      Bagaimana proses tahap instruksional dalam pembelajaran?
3.      Bagaimana tantangan-tantangan dalam melaksanakan tahapan instruksional serta solusinya?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pengelolaan pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui proses tahap instruksional dalam pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui tantangan-tantangan dalam melaksanakan tahapan instruksional serta solusinya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.        Pengertian Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan berasal dari kata dasar kelola, yang mana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah mengendalikan, menyelenggarakan (pemerintahan).[1] Sedangkan kata pengelolaan sendiri adalah proses, cara, perbuatan mengelola dan proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain.[2]
Sedangkan pengelolaan dalam istilah manajemen pembelajaran yaitu ketatalaksanaan, tata pimpinan.[3]
Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[4]
Maka, dapat disimpulkan pengelolaan pembelajaran itu adalah pengaturan atau penataan suatu kegiatan pembelajaran. Atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.        Proses Tahap Instruksional dalam Pembelajaran
Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar seperti mengabsen siswa, memberikan motivasi dan lain-lain. Tahap ini dalam mengajar lebih mirip seperti kegiatan pemanasan sebelum berolahraga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
Tahap instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti seperti menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran, memberikan materi kepada siswa dan lain-lain.
Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi dan tindak lanjut adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan instruksional atau pembelajaran. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan hal-hal seperti menguji siswanya, mengamati perkembangan siswanya dan lain-lain.
Ketiga tahapan di atas harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran. Akan tetapi, dalam makalah ini kami hanya membahas pada tahap instruksional. Beberapa penjelasan di atas hanyalah secara garis besarnya saja. Berikut adalah identifikasi tahap instruksional secara umum :
a.    Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b.    Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c.    Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni:
1)   Pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus.
2)   Dimulai dari topik khusus menuju topik umum.
d.   Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
e.    Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
f.     Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis di papan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
3.        Tantangan-Tantangan dalam Melaksanakan Tahapan Instruksional serta Solusinya
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas. Di sinilah peran guru yang harus mampu mengidentifikasi kemudian menemukan solusinya.
Dalam pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan jenis-jenis siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
a.    Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama. Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.
b.    Siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa dengan kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang menyebabkan si siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
c.    Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata). Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal. Misalnya KKM pada Mata Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang dicapainya 70. Padahal seharusnya dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang bersangkutan bisa mendapat nilai minimal 80 bahkan lebih.
d.   Siswa yang sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. Siswa yang mengalami kondisi seperti ini yakni siswa yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata dan sangat sering bermasalah dalam pembelajaran. Seringkali Guru kehabisan ide untuk menangani siswa yang seperti ini, bimbingan pelajaran tambahan atau ekstra menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah semacam ini.
e.    Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses belajar anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu sendiri.
f.     Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang seharusnya diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin dan berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.
g.    Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya. Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut  untuk mengikuti dan menguasai materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa menjadi tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.
h.    Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial. Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran dan tidak mengeyam bangku pendidikan menyebabkan si anak atau siswa terpengaruh dengan pola perilaku dan pergaulan yang serampangan, seperti berbicara dengan nada yang tinggi dengan orang yang lebih tua, sering membuat kegaduhan atau keributan di dalam masyarakat. Kemudian siswa yang bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut kedalam lingkungan sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya terpengaruh dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam memperlakukan orang lain.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar terdiri dari dua macam, yakni:
a.    Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar. Terdapat berbagi faktor intern dalam diri siswa, yaitu:
1)        Sikap Terhadap Belajar
2)        Motivasi belajar
3)        Konsentrasi belajar
4)        Kemampuan mengolah bahan ajar
5)        Kemampuan menyimpan perolehan hasil ajar
6)        Menggali hasil belajar yang tersimpan
7)        Kemampuan berprestasi
8)        Rasa percaya diri siswa
9)        Intelegensi dan keberhasilan belajar
10)    Kebiasaan belajar
11)    Cita-cita siswa
b.    Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa itu sendiri. Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
1)        Guru sebagai pembina siswa dalam belajar
2)        Sarana dan prasarana pembelajarn
3)        Kebijakan penilaian
4)        Lingkungan sosial siswa di sekolah
5)        Kurikulum sekolah
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantaranya faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa ketidakmampuan belajar. Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas:
1)        Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca,
2)        Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis,
3)        Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dapat diatasi oleh guru dengan beberapa solusi seperti berikut ini:
a.    Identifikasi kasus dengan melakukan observasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam belajar. Dengan tujuan untuk mengetahui kendala atau masalah dalam belajar, untuk mempermudah proses pengambilan sampel siswa yang kemungkinan memiliki masalah dalam belajar, bisa berpedoman pada nilai raport semester 1 (ganjil) pada siswa tersebut.
b.    Identifikasi masalah setelah menentukan sampel, komunikasi dengan sampel siswa ini untuk mendapatkan poin yang menjadi kendala utama dalam belajar. Dan bisa jadi secara umum sampel memiliki kendala, yaitu:
1)        Kesulitan belajar yang utama pada mata pelajaran tertentu yang tidak dikuasai, misalnya bahasa Inggris.
2)        Kurangnya waktu yang dimanfaatkan untuk belajar, kebiasaan belajar hanya dilakukan jika ada Pekerjaan Rumah (PR) dari Guru.
c.    Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar dari poin-poin yang didapatkan melalui komunikasi, dapat disimpulkan bahwa masalah utama siswa adalah kurangnya motivasi belajar yang kemudian tergambar melalui kebiasaan siswa itu sendiri, seperti tidak menghapal kosakata, kurangnya pemanfaatan waktu luang, belajar jika ada tugas, atau ulangan, dan lain sebagainya. Mereka mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa, tetapi hasil dari proses belajar tersebut terlihat tidak cukup optimal, yang kemudian tergambar melalui nilai akhir yang berada di bawah angka rata-rata kelas.
d.   Identifikasi alternantif penanganan masalah belajar yang dalam hal ini kurangnya motivasi belajar melibatkan beberapa pihak, yakni:
1)        Pemerintah yang memiliki wewenang untuk membuat kurikulum juga harus memuat dasar motivasi di dalamnya sebelum sekolah diberi kebijakan untuk membuat kurikulumnya sendiri, yang tentunya mengacu kepada pedoman kurikulum yang dibuat Pemerintah. Di sinilah guru membuat kurikulumnya dengan mendesain gaya belajar yang dapat menarik minat siswa, sesuai dengan pertimbangan kendala yang telah diidentifikasi. Misalnya tadi, siswa yang kurang dalam bahasa Inggris. Guru perlu mendesain metode pengajaran yang lebih bersifat menarik kepada siswa agar lebih mudah memahami pelajaran yang dimaksud.
2)        Guru memeliki kapasitas dan peranan yang besar dalam memotivasi siswa. Bagaimanapun caranya, seorang guru harus mampu menyelam ke dalam karakter siswanya untuk menemukan mutiara potensi siswa dan membawanya keluar. Karena salah satu tugas Guru yakni sebagai agen pembelajaran, bagaimana seorang guru bisa menciptakan transfer pelajaran sekaligus motivasi kepada siswa-siswanya. Peran guru dalam memotivasi siswa dapat dilakukan seperti motivasi yang diberikan dalam bentuk ceramah singkat yang diberikan sebelum memulai proses pembelajaran. Bisa pula kisah-kisah yang menyentuh yang dapat memancing motivasi siswa untuk semangat dalam menerima pelajaran. Selain itu, siswa bersama guru mata pelajaran secara aktif berdiskusi dalam rangka menciptakan motivasi sehingga siswa-siswanya tidak mengalami kekurangan motivasi. Guru BK juga memiliki peranan yang cukup besar dalam hal memotivasi siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi kepada siswa baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah :
a)    Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
b)   Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.
c)    Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan
d)   Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus terbuka, maksudnya
e)    Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan
f)    Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

3)        Perubahan strategi/metode belajar sesuai dengan kondisi real siswa. Artinya, saat metode dalam kurikulum tidak kondusif Saat ini, metode belajar yang populer di Indonesia yang dikenal dengan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Aktif artinya ketika proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Inovatif artinya bagaimana guru menciptakan pembelajaran yang bisa membuat siswanya berpikir bahwa learning is fun, sehingga tertanam didalam pikiran siswanya tidak akan ada lagi perasaan tertekan dengan tenggat waktu pengumpulan tugas dan rasa bosan tentunya. Kreatif artinya  agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif artinya bagaimana guru mampu menciptakan apa yang harus dikuasai oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa menyia-nyiakan waktu. Dan Menyenangkan artinya suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
4)        Penggunaaan media belajar yang inovatif, yang mampu menarik perhatian dan meotivasi siswa. Penggunaan perangkat tambahan seperti LCD Projector atau OHP selain merupakan sarana untuk mempermudah penyampaian guru juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan perhatian belajar siswa. Sebab ada siswa yang mampu belajar cepat secara audio visual dan nonaudio visual.
5)        Orang tua, dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang paling penting dalam memotivasi anaknya. Sebab sebagian besar waktu yang dihabiskan anak setelah sekolah yaitu di rumah. Setiap orang tua memiliki cara yang berebeda-beda dalam hal memotivasi anak-anaknya. Di sini guru/BK bisa melakukan kerja sama dengan orang tua siswa.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik seperti beberapa contoh di atas sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui  bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa tidak kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.
Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat menghasilkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu bentuk motivasi siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan subjek dalam belajar.




[1] Dwi Adi K., KAMUS PRAKTIS BAHASA INDONESIA Dilengkapi Ejaan Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. (Surabaya: Fajar Mulya, 2001), hlm. 231.
[2] KBBI Offline apps, 1.5.1 (ebsoft Januari 1, 2010).
[3] Arif Setyawan, PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TENTANG :MENGIDENTIFIKASI KONSEP DASAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN, fakultas tarbiyah dan keguruan, diakses dari http://kajianmilikkita.blogspot.co.id/pengelolaan-pembelajaran-tentang-mengidentifikasi-konsep-dasar-pengelolaan-pembelajaran/fakultastarbiyahdankeguruan.html pada tanggal 31 Maret 2018
[4] KBBI Offline apps, 1.5.1 (ebsoft Januari 1, 2010).

 sampai di sini yha postingan kali ini,, muda-mudahan kita berjumpa di lain waktu, dengan postingan yang berbeda, wassalamu'alaikum wr,wb

0 Silahkan Berkomentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

Sampaikanlah kritik dan saran anda yang bersifat membangun di kolom komentar untuk kesempurnaan dan kenyamanan anda dalam membaca. Terima kasih atas kerja samanya.

 
Copyright © 2014 -. Member Blog ( Mb ) All Rights Reserved. Powered by Blogger
Privacy Policy Top