PENDAHULUAN

A.           Pendahuluan

Tujuan pengajaran yang hendak di capai di sekolah mempunyai kaitan dengan materi yang hendak di berikan dan dengan metode belajar mengajar yang di pakai guru dan siswa dalam memberikan atau menerima materi. Sejauh mana keberhasilan guru memberikan materi, dan sejauh mana siswa menyerap materi yang di sajikan itu dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
            Dalam hal itu, evaluasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut, dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu evaluasi hasil belajar, dimana evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari seorang guru.
            Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang prinsip dan langkah-langkah evaluasi pembelajaran.

B.            Rumusan Masalah

  1. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi ?
  2. Bagaimana langkah-langkah evaluasi pembelajaran ?

C.           Tujuan

  1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi.
  2. Untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi pembelajaran.

PEMBAHASAN


A.           Prinsip Evaluasi

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu:
  1. tujuan pembelajaran
  2. kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
  3. evaluasi
triangulasi tersebut dapat di gambarkan dalam bagan sebagai berikut,


Tujuan

 


                                                        KBM                            Evaluasi




Penjelasan dari bagan tringulasi di atas adalah demikian.
  1. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang di rancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara kedunya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan KBM,
  1. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika di lihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah di rumuskan.
  1. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Seperti yang sudah di sebutkan dalam nomor (1), KBM di rancang dan di susun dengan mengacu pada tujuan yang telah di rumuskan. Telah di

sebutkan pulah dalam nomor (2) bahwa alat evaluasi juga di susun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang di laksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar mengajar di lakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannnya aspek pengetahuan.
Kecendrungan yang terdapat dalam praktik sekarang ini adalah bahwa evaluasi hasil belajar hanya di lakukan dengan tes tertulis menekangkan aspek pengetahuan saja. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek lain, kurang mendapatkan perhatian dalam evaluasi.[1]
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini:
1.      Prinsip keseluruhan
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga di kenal dengan istilah prinsip komprehensif. Dengan prinsip komprehensif di maksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar dapat di katakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh.[2]
2.      Prinsip kesinambungan
Prinsip kesinambungan juga di kenal dengan istilah prinsip kontinuitas. Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar secara teratur dan sambung menyambung dari waktu ke waktu.
Dengan evaluasi belajar yang di laksanakan secara teratur terancana dan terjadwal itu maka dimunkingkan bagi evaluator untuk memproleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidkan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.[3]



3.       Prinsip obyektivitas
Prinsip obyektivitas mengandung makna, bahawa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.[4]
Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan betapapun sempurnanya teknik evaluasi di terapkan, apabila tidak di padukan  dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasinya pun akan kurang  dari yang di harapkan. Prinsip-prinsip yang di maksud adalah sebagai berikut:
1.      Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran (ingat segitiga tyler).[5] Tujuan intruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
2.      Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, eveluasi bagi siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar – mengajar. Siswa akan merasa kecewaapabila usahanya tidak dievaluasi.
3.      Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar – mengajar.
Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisis butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.
4.      Pedagogis
Disamping sebagai alat penilai hasil/ pencapaian belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaanbagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak kurang berhasil.
5.      Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak–pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban ( accountability). Pihak – pihak termaksud antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan itu sendiri. Pihak–pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.[6]

B.            Langkah-Langkah Evaluasi Pembelajaran

Pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.
1.      Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
a.       Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
b.      Menetapkna aspek-aspek yang akan dievaluasi.
c.       Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam melaksanakan evaluasi.
d.      Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penialain hasil belajar peserta didik.
e.       Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
f.       Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2.      Menghimpun Data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
3.      Melakukan Verifikasi Data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut.
4.      Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
5.      Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu.
6.      Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.[7]
Dalam buku berjudul, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Karya Muhammad Ali, juga dijelaskan mengenai langkah-langkah evaluasi, yakni :
1.      Tahapan Persiapan
Pada tahapan ini bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun alat evaluasi dihimpun, bahan-bahan tersebut meliputi :
a.     Tujuan Pengajaran.      
b.    Menentukan ruang lingkup dan urutan bahan berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat.
c.     Menuliskan butir-butir soal dengan bentuk sebagaimana direncanakan dan dibuat dalam kisi-kisi.
d.    Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi formatif, soal yang dibuat perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
2.      Tahapan Pelaksanaan.
Melaksanakan evaluasi harus disesuaikan dengan maksud tertentu. Evaluasi formatif dilaksanakan setiap kali dilakukan pengajaran terhadap satu unit pelajaran tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program, apakah semester atau kelas terakhir (Evaluasi Belajar Tahap Akhir termasuk pula evaluasi sumatif). Evaluasi diagnostik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
3.      Tahap pemeriksaan.
penentuan dan pengolahan angka atau skor. Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan test essay ataupun tes obyektif.[8]






[1] Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Cet; VI Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) h, 24-25
[2] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Ed. 1 Cet; 14, Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h, 31
[3] Ibid, h, 32
[4] Ibid, h, 33
[5] Segitiga tyler: tujuan evaluasi, materi, dan metode belajar mengajar
[6] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,  (Cet; II, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999) h, 141- 143
[7] Anas Sudijono, op.cit, h, 59-62
[8] Kahar, ngeblog Evaluasi Hasil Belajar, 2011 dalam   http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.co.i,d/2011/01/evaluasi-hasil-belajar.html, di akses pada tanggal 29 September 2017

0 Silahkan Berkomentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

Sampaikanlah kritik dan saran anda yang bersifat membangun di kolom komentar untuk kesempurnaan dan kenyamanan anda dalam membaca. Terima kasih atas kerja samanya.

 
Copyright © 2014 -. Member Blog ( Mb ) All Rights Reserved. Powered by Blogger
Privacy Policy Top